To My Old Roommate
I
miss you, and I am really sorry
Aku
tahu kamu sejak SMA. Aku yakin siswa satu sekolah tahu kamu. Pernah terpikir
oleh ku “waah.. bagaimana ya rasanya bisa berteman dan dekat dengan kamu”. Yup,
sepopuler itu kamu. Kamu yang berkulit putih, berambut lurus dan panjang, tidak begitu
tinggi, namun sangat menawan.
Setelah
lulus SMA, aku tidak menyangka akan satu kampus denganmu. Ternyata kamu
orangnya memang sangat ramah. Meski sebelumnya kita tidak saling kenal, mungkin
hanya sekedar tau nama dan wajah, dan beberapa cerita kecil. Aku masih ingat
senyum sumringahmu ketika menyepaku.
Yang
lebih membuatku tidak menyangka adalah, secara tiba-tiba kamu mengajakku kos
bareng. Eh, kamu atau aku ya yang mengajak? Pokoknya saat itu, kita sama-sama
kehilangan calon teman kos, dan sama-sama sedang mencari teman kos.
Awalnya
terasa sangat canggung, mungkin karena aku pemalu? Untunglah kamu begitu ramah
dan pandai mencairkan suasana. Jujur saja, aku berubah banyak sejak mengenalmu.
Aku rasa, aku mendapatkan banyak energi positifmu.
Kita
berbagi banyak hal, cerita dosen killer, teman yang rese, gebetan hingga
kenangan masa lalu.
Aku
masih ingat, induk kucing dan anak-anaknya yang tinggal di halaman kamar kita, kecoa
yang terbang masuk kamar, ketika kita kebingungan memilih baju, hingga cara
bergincu yang kamu ajarkan padaku.
Semuanya
berjalan dengan baik, hingga pada saat kita
memutuskan untuk pindah kos. Semenjak pindah, aku
rasa keadaan kita semakin memburuk. Aku merasa sangat menyesal kita berpisah
dalam keadaan seperti itu.
Aku
tahu, kita saling kesal karena hal sepele, karena sikap kekanak-kanakan ku.
Meski sekarang, seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Aku yakin kamu pernah
terluka karena sikapku. Maaf.
Aku
sedih kita sudah tak sedekat dulu. Pasti canggung rasanya jika aku mencoba
mendekat.
Maaf.
Aku
bahkan tidak berani mengatakan ini langsung kepadamu.
Sekali lagi, maaf.
12/3/19
Komentar
Posting Komentar